Senin, 03 Juni 2013

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PERTANIAN KHUSUSNYA AGRIBISNIS


7 Votes

Sejalan dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, maka proses adopsi inovasi dalam pemanfatan teknologi khususnya ICT (Information and Information Technology) , juga semakin cepat. Siapa saja yang paling progresif dalam adopsi-inovasi ICT ini, maka dialah yang memperoleh keuntungan dari aplikasi ICT dibidang pertanian ini. Disini hanya mereka yang mampu menguasai ICT yang dapat memperoleh keuntungan bisnis dibidang pertanian.
Banyak pihak telah menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) begitupula dampak ICT dalam bidang pertanian. Pihak pemerintah juga sudah merespon dengan cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dalam program RENSTRA (rencana strategsis) 2005-2009. Departemen pertanian dalam kebijakan operasional (Anonim, 2005) telah disusun beberapa program yang garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statsitik Pertanian, Peningkatan Pemanfatan dan Penyebaran Informasi, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Bidang Statistik dan Sistem Informasi, serta Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Sistem Informasi.
Keempat kebijakan tersebut menyangkut pemanfatan ICT untuk pembangunan pertanian, meningkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang subsektor pertanian melalui penguasaan dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam meperkuat daya saing sektor pertanian dalam menghadapi tantangan global. Agribisnis lazimnya didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan mulai dari proses produksi panen, pasca panen pemasaran dan kegiatannya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Karena ICT juga merambah pada kegiaatn pertanian maka munculah istilah e-Agriculture atau e-Agribusiness, yaitu pemanfatan ICT dibidang pertanian atau bisnis dibidang pertanian. e-Agribusiness adalah e-commerce yaitu e (elektronika) dan commerce (perdagangan), maka pengertiannya sebagai kegiatan perdagangan melalui jasa elektronika. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka penggunaan jasa elektronika dalam perdagangan juga berkembang pesat. Antara lain, audio dan video ke teknologi komputer berkembang menjadi teknologi web atau internet.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, aktivitas bisnis dalam bidang agribisnis atau e-Agribusiness antara lain Business to Business yaitu kegiatan antara pebisnis satu dengan lainnya, Business to Consumers yaitu kegiatan antara pebisnis dengan konsumen, Business to Government yaitu kegiatan antara pebisnis dengan pemerintah, Intra-Organizational, konsumer dapat berkomunikasi antara mereka sendiri. Keuntungan yang dapat diperoleh antara lain mampu mengikuti pergerakan yang cepat dalam pasar global, meningkatkan jalanya organisasi yang efektif dan efesien., mengetahui lebih cepat dimana potensi produsen dan potensi konsumen, meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, menghemat waktu, mTEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PERTANIAN KHUSUSNYA AGRIBISNIS
{ Desember 16, 2009 @ 3:05 am } · { TIK }

      7 Votes

Sejalan dengan perkembangan teknologi di era globalisasi ini, maka proses adopsi inovasi dalam pemanfatan teknologi khususnya ICT (Information and Information Technology) , juga semakin cepat. Siapa saja yang paling progresif dalam adopsi-inovasi ICT ini, maka dialah yang memperoleh keuntungan dari aplikasi ICT dibidang pertanian ini. Disini hanya mereka yang mampu menguasai ICT yang dapat memperoleh keuntungan bisnis dibidang pertanian.

Banyak pihak telah menyadari pentingnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK) begitupula dampak ICT dalam bidang pertanian. Pihak pemerintah juga sudah merespon dengan cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dalam program RENSTRA (rencana strategsis) 2005-2009. Departemen pertanian dalam kebijakan operasional (Anonim, 2005) telah disusun beberapa program yang garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu : Pengembangan dan Penyelenggaraan Sistem Informasi dan Statsitik Pertanian, Peningkatan Pemanfatan dan Penyebaran Informasi, Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Bidang Statistik dan Sistem Informasi, serta Pengembangan dan Penataan Kelembagaan Sistem Informasi.

Keempat kebijakan tersebut menyangkut pemanfatan ICT untuk pembangunan pertanian, meningkatkan kualitas komunikasi diberbagai bidang subsektor pertanian melalui penguasaan dan penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) dalam meperkuat daya saing sektor pertanian dalam menghadapi tantangan global. Agribisnis lazimnya didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan mulai dari proses produksi panen, pasca panen pemasaran dan kegiatannya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (Soekartawi, 2003). Karena ICT juga merambah pada kegiaatn pertanian maka munculah istilah e-Agriculture atau e-Agribusiness, yaitu pemanfatan ICT dibidang pertanian atau bisnis dibidang pertanian. e-Agribusiness adalah e-commerce yaitu e (elektronika) dan commerce (perdagangan), maka pengertiannya sebagai kegiatan perdagangan melalui jasa elektronika. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, maka penggunaan jasa elektronika dalam perdagangan juga berkembang pesat. Antara lain, audio dan video ke teknologi komputer berkembang menjadi teknologi web atau internet.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, aktivitas bisnis dalam bidang agribisnis atau e-Agribusiness antara lain Business to Business yaitu kegiatan antara pebisnis satu dengan lainnya, Business to Consumers yaitu kegiatan antara pebisnis dengan konsumen, Business to Government yaitu kegiatan antara pebisnis dengan pemerintah, Intra-Organizational, konsumer dapat berkomunikasi antara mereka sendiri. Keuntungan yang dapat diperoleh antara lain mampu mengikuti pergerakan yang cepat dalam pasar global, meningkatkan jalanya organisasi yang efektif dan efesien., mengetahui lebih cepat dimana potensi produsen dan potensi konsumen, meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, menghemat waktu, meningkatkan keuntungan dari lembaga perantara (efisiensi jalur distribusi).

Walaupun demikian , masih terdapat banyak kendala dalam pengunaan ICT dalam bisnis dibidang pertanian antara lain Sisi Infrastruktur ICT yaitu : Konektivitas, tersedianya aliran listrik, tersedianya perangkat keras (hardware seperti komputer dll), Sisi Content yaitu : tersedianya software yang aplikable, sulitnya mengukur atau menginformasikan berbagai produk pertanian (sifat barangnya, sifat segar,dll), Sisi SDMnya yaitu : tidak banyak orang yang dapat memanfaatkan atau mengoperasikan perangkat ICT.
Pemanfatan ICT dalam kegiatan pertanian, memang relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kegiatan non-pertanian karena ICT sudah berkembang begitu cepat. Maka para pemangku kepentingan (Stakeholders) juga sudah mulai memanfaatkan keunggulan ICT ini. Pemanfaatan ICT dalam pertanian masih terbatas pada intenfikasi tukar menukar informasi untuk bertransaksi perdagangan produk pertanian. Bagi aktor agribisnis yang progresif, mereka akan memanfatkan keunggulan ICT ini. Berbagai perangkat ICT juga semakin dekat ke produsen dan konsumen, salah satunya adalah membangun berbagai jaringan (network). Oleh sebab itu diharapkan adanya sinergisitas antara keduanya untuk memajukan pertanian Indonesia.

Sumber : Soekartawieningkatkan keuntungan dari lembaga perantara (efisiensi jalur distribusi).
Walaupun demikian , masih terdapat banyak kendala dalam pengunaan ICT dalam bisnis dibidang pertanian antara lain Sisi Infrastruktur ICT yaitu : Konektivitas, tersedianya aliran listrik, tersedianya perangkat keras (hardware seperti komputer dll), Sisi Content yaitu : tersedianya software yang aplikable, sulitnya mengukur atau menginformasikan berbagai produk pertanian (sifat barangnya, sifat segar,dll), Sisi SDMnya yaitu : tidak banyak orang yang dapat memanfaatkan atau mengoperasikan perangkat ICT.
Pemanfatan ICT dalam kegiatan pertanian, memang relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kegiatan non-pertanian karena ICT sudah berkembang begitu cepat. Maka para pemangku kepentingan (Stakeholders) juga sudah mulai memanfaatkan keunggulan ICT ini. Pemanfaatan ICT dalam pertanian masih terbatas pada intenfikasi tukar menukar informasi untuk bertransaksi perdagangan produk pertanian. Bagi aktor agribisnis yang progresif, mereka akan memanfatkan keunggulan ICT ini. Berbagai perangkat ICT juga semakin dekat ke produsen dan konsumen, salah satunya adalah membangun berbagai jaringan (network). Oleh sebab itu diharapkan adanya sinergisitas antara keduanya untuk memajukan pertanian Indonesia.
Sumber : Soekartawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar