Senin, 03 Juni 2013

SUKSES BERTANAM PEPAYA UNGGUL (BAGIAN 1)

buah-pepaya-subang
Oleh Prof. DR. Ir. SOBIR MS.
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), LPPM, IPB
Pengembangan varietas baru papaya oleh Pusat Kajian Buah Tropika IPB mulai dari Arum Bogor, Callina, dan Carisya, telah mendorong agribisnis papaya membesar, sehingga pada saat ini komoditas papaya sudah ikut memenuhi pasar pasar modern sejajar dengan komoditas lain, dan buah varietas tersebut juga sudah mulai mendominasi pasar-pasar tradisional walaupun nama komersialnya adalah California untuk Varietas Callina dan Jamaica untuk Varitas Carisya. Selanjutnya berdampak pada peningkatan ekspor papaya melambung hingga nilainya meningkat mencapai 5583% (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012).
Peningkatan agribisnis papaya telah mendorong banyak pihak untuk menanam papaya, baik petani papaya tradisional, tetapi sebagian besar adalah pelaku produsen papaya baru yang sebelumnya belum menanam papaya. Oleh karena itu beberapa factor belum dikuasai oleh penanam pemula, akan tetapi karena nilai ekonomi yang tinggi, yaitu sekitar 70 ton/ha selama masa produksi (3 tahun) yang setara dengan 245 juta. Untuk mengurangi kegagalan penanam pemula, pada makalah ini disajikan kunci-kunci yang perlu diperhatikan.
A. Lokasi Tanam yang Sesuai
Faktor utama penentu keberhasilan adalah lokasi penanaman.Pemilihan dan penentuan lokasi bertujuan untuk mendapatkan lahan tanam yang sesuai, sehingga pepaya mampu berproduksi optimal dan menghasilkan buah sesuai dengan mutu yang ditetapkan. Untuk mendapatkan informasi lokasi tanam yang ideal, Anda dapat menghubungi stasiun meteorologi terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir. Berdasarkan data dari stasiun agroklimat tersebut dapat diperoleh informasi daerah-daerah dengan karakteristik iklim cuaca tertentu.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam hal pemilihan dan penentuan lokasi penanaman pepaya sebagai berikut :
  1. Pilih lokasi dengan curah hujan berkisar 1.500 – 3.800 mm/tahun dengan bulan basah dan suhu harian 21 – 32 oC.
  2. Ukur ketinggian tempat dengan altimeter. Ketinggian yang sesuai untuk penanaman pepaya adalah kurang dari 600 m dpl.
  3. Ukur kemasaman tanah di lima titik berbeda di lahan yang akan ditanami. Rata-ratakan pH dari lima titik pengukuran. Hasilnya sebaiknya berada pada kisaran 4,5 – 7.
  4. Pilih lahan dengan tanah yang bertekstur pasir, tanah aluvial, atau batu kerikil yang mengandung cukup bahan organik atau humus.
  5. Tersedia sumber air yang cukup (pembungaan dan pembuahan papaya sensitive terhadap kekurangan air), tetapi memiliki drainase yang baik (tanaman papaya sensitive terhadap genangan)
  6. Tanaman papaya sensitive terhadap tiupan angin, sehingga penting memilih lokasi yang tidak sering terkena tiupan angina kencang, atau ditanam wind breaker.
B. Waktu Tanam yang Tepat
Penentuan waktu tanam dalam membangun kebun pepaya sangat penting untuk memperoleh tanaman yang berbunga lengkap. Penanaman pada bulan kering membutuhkan irigasi yang baik. Jika tidak, akan menyebabkan ekspresi seks dengan kondisi bunga betina dan jantan yang lebih tinggi. Akibatnya, kuantitas dan kualitas buah layak jual akan menurun.
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk menetapkan waktu penanaman yang tepat yang dapat menjamin bibit pepaya tumbuh secara optimal dengan proporsi bunga lengkap paling tinggi. Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh.
  1. Menghubungi stasiun meteorologi terdekat untuk mendapatkan data iklim 10 tahun terakhir di daerah yang terpilih.
  2. Lakukan penentuan rata-rata curah hujan bulanan untuk mengetahui bulan basah daerah (curah hujan bulanan >100 mm/bulan).
  3. Tentukan bulan basah di daerah tersebut.
  4. Pilih dan olah lahan pada akhir bulan kering.
  5. Lakukan pembibitan pada awal bulan basah.
C. Penyediaan Bibit Bermutu
Keberhasilan agribisnis papaya sangat ditentukan oleh varietas yang ditanam, pada saat ini yang paling banyak dicari adalah varietas Callina dan Carisya yang dikembangkan oleh Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) sekarang menjadi Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT), Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM), Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya pertumbuhan tanaman yang baik di lapangan sangat ditentukan oleh bibit yang vigor dan sehat, sehingga kebun yang dibangun akan menghasilkan keuntungan secara ekonomis. Berikut ini rangkaian kegiatan pembibitan papaya, yang terdiri dari
  1. Penyiapan Media Tanam. Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1. Masukkan media ke dalam polibag berukuran 8 x 10 cm dan letakkan di dalam sungkup atau di dalam nurseri.
  2. Penyiapan dan Pembuatan Sungkup. Sungkup terbuat dari rangka bambu dengan lebar bawah 1 -1,25 m dan tinggi 0,5 – 0,6 m. Bentuknya melengkung setengah lingkaran. Panjang sungkup disesuaikan dengan kebutuhan bibit. Pembibitan harus berada di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.
  3. Penyemaian Benih. Rendam benih dalam air hangat kuku (sekitar 40 oC) yang dicampur dengan fungisida berbahan aktif propamokarb hidroklorida konsentrasi 2 ml/l atau benomyl konsentrasi 0,5 g/l selama 4 – 6 jam sebelum disemai. Selanjutnya buat lubang tanam di polibag menggunakan jari tangan , kira -kira sedalam 1 – 2 cm. Semai benih ke dalam lubang tanam dengan letak calon akar atau bagian benih yang runcing berada di bawah. Sebelum penyemaian, upayakan media semai dalam keadaan basah.
  4. Pemeliharaan Bibit. Jaga agar persemaian selalu dalam kondisi lembab, tetapi tidak boleh terlalu basah (becek). Untuk menjaga kesuburan bibit, semprotkan pupuk daun lengkap seperti N:P:K (15:15:15) dengan konsentrasi 3 g/l
  5. Pemindahan Bibit. Pindahkan bibit ke lapangan setelah berumur 30 – 40 hari atau telah memiliki 2 – 3 pasang daun sejati dengan tinggi tanaman 10 – 15 cm. Penanaman bibit dilakukan pada pagi atau sore hari di bedengan yang sehari sebelumnya telah disiram air hingga lembab.
Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar