potensi bisnis kakao 250x187 Prospek Cerah Bisnis KakaoKakao merupakan salah satu buah hasil perkebunan di kawasan tropis. Keberadaan tanaman ini tersebar hingga ke berbagai negara seperti kawasan Amerika selatan, kawasan Afrika,  serta wilayah Indonesia. Di Negara Indonesia sendiri, buah kakao banyak ditemukan di daerah Sulawesi, Sumatera, Jawa, Flores serta Nusa Tenggara Timur.
Selain banyak tumbuh di daerah tropis, buah kakao juga memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Tak heran lagi jika saat ini prospek cerah bisnis kakao, menarik minat masyarakat untuk dibudidayakan dan diolah menjadi produk yang bernilai tinggi. Buah yang memiliki nama latin Theobroma Cacao L tersebut, kini menjadi salah satu komoditas ekspor yang mampu menambah penghasilan devisa negara setiap tahunnya. Salah satu hasil olahan kakao yang menjadi komoditas ekspor adalah produk cokelat. Dan yang lebih menguntungkan lagi, kakao dari Negara Indonesia memiliki kandungan lemak cokelat yang cukup tinggi, sehingga menghasilkan bubuk kakao dengan mutu yang baik. Kelebihan ini dapat dijadikan sebagai peluang usaha baru dari hasil budidaya kakao di negara kita.
Melimpahnya buah kakao di Indonesia dengan kandungan lemak cokelat, ternyata tidak selamanya menjamin tingginya kualitas produk yang dihasilkan. Semakin lama, kualitas produk kakao yang ada di negara kita mengalami penurunan harga. Dari mulai fermentasi yang kurang bagus, pengeringan yang belum sempurna, adanya ukuran biji yang tidak seragam, kadar kulit yang cukup tinggi, serta tingkat keasaman yang cukup tinggi,  menyebabkan harga kakao Indonesia lebih rendah dibandingkan kakao hasil negara lain.
Turunnya kualitas kakao saat ini, disebabkan pengolahan yang masih kurang. Kebanyakan masyarakat menggunakan sarana pengolahan yang masih minim, masih banyak yang belum menerapkan teknologi untuk menghasilkan produk yang bermutu. Biji kakao yang bermutu diperhatikan para konsumen dari bentuk fisiknya, cita rasanya, kebersihan produknya, keseragaman produk, serta konsistensi kualitas produk dari proses pengolahan yang tepat.
Proses pengolahan buah kakao menjadi kunci utama kualitas produk hasil kakao, karena dalam proses tersebut terjadi pembentukan fisik, cita rasa, serta faktor lain yang menjadi standar produk kakao berkualitas.  Untuk itu berikut kami informasikan beberapa proses pengolahan buah kakao, agar menghasilkan produk yang berkualitas:
Pemeraman buah
Pemeraman buah adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyeragamkan kematangan buah, sehingga biji kakao lebih mudah dikeluarkan. Kegiatan ini biasanya dilakukan di tempat teduh, selama 5 – 7 hari. Pemeraman dilakukan dengan cara memasukan buah ke dalam keranjang serta permukaannya ditutup dengan daun.
Pemecahan buah
Proses pemecahan buah ditujukan untuk mengeluarkan biji kakao dari buahnya. Usahakan untuk tidak mengenai biji kakao, agar biji tidak rusak bentuknya maupun warnanya. Keluarkan biji dan buang empelur yang melekat pada biji.
Fermentasi
potensi kakao 250x197 Prospek Cerah Bisnis KakaoFermentasi merupakan kegiatan untuk melepaskan zat lendir dari permukaan kulit biji dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik. Selain itu fermentasi juga dilakukan untuk menghindari tumbuhnya hama dan jamur selama masa penyimpanan. Fermentasi dapat dilakukan dengan memakai keranjang bamboo yang sudah bersih dan dialasi daun pisang, untuk memasukan kurang lebih 50 kg biji kakao basah. Setelah itu keranjang yang berisi biji kakao permukaannya ditutupi kembali dengan daun pisang, pada hari ketiga lakukan pembalikan biji dan hari keenam biji bisa dikeluarkan untuk siap dijemur.
Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan cara manual, menggunakan mesin pengering, atau kombinasi keduanya. Suhu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan, berkisar antara 55 sampai 66   ºc. Untuk lama pengeringan manual kurang lebih 7 hari bila cuaca tidak hujan, namun bila cuaca sering hujan bisa membutuhkan waktu hingga 4 minggu. Sedangkan bila menggunakan mesin pengering, hanya membutuhkan waktu 20 sampai 25 jam. Pengeringan yang sempurna, menghasilkan biji kakao dengan kandungan air 6 – 7 %.
Sortasi Biji
Sortasi biji dimaksudkan untuk memisahkan antara biji yang baik dengan biji cacat, atau kotoran lain seperti kulit kakao, kerikil, serta daun kakao. Kegiatan ini dilakukan menggunakan ayakan, dan dikerjakan setelah 1 hari atau 2 hari setelah pengeringan, agar biji kakao tidak terlalu rapuh.
Pengemasan dan Penyimpanan Biji
Untuk pengemasan hindari penggunaan karung plastik, biji kakao lebih bagus dikemas dalam kantong goni. Selain itu pilih ruangan yang bersih serta memiliki ventilasi dengan kelembapan dibawah 75 %. Hindari ruangan yang memiliki aroma tertentu, karena biji kakao akan menyerap aroma tersebut. Beri jarak antara wadah dan lantai ± 8 cm, dan jarak wadah dengan dinding ± 60 cm, dengan begitu biji kakao dapat disimpan selama kurang lebih 3 bulan.
Adanya proses produksi serta penggunaan mesin teknologi tepat guna, akan meningkatkan kualitas produk biji kakao yang ada di Indonesia. Berbagai mesin pengolah kakao seperti mesin memecah kulit dan memisahkan biji Kakao, mesin penyangrai, mesin pemasta kasar, mesin pemasta halus, mesin pengupas kulit ari kakao, mesin pemeras lendir biji kakao, kotak fermentasi, mesin pengering kakao, mesin sortasi biji kakao, mesin pengempa lemak, mesin pembubuk cokelat, mesin penghalus cokelat, dll. Dapat membantu para pelaku bisnis untuk mengolah kakao lebih efektif dan efisien, dengan hasil produk yang lebih berkualitas pula.
Semoga dengan informasi potensi bisnis yang dimiliki kakao, dapat memberikan ide bisnis serta  informasi pengolahan kakao yang efektif dan efisien bagi Anda yang berada di daerah penghasil kakao. Selamat mencoba dan salam sukses.

Budidaya kakao semanis buah cokelatnya

Posted on January 21, 2012 at 10:20 AM

Kakao adalah komoditas perkebunan yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman yang merupakan bahan baku cokelat ini dapat berbuah sepanjang tahun. Makanya, banyak petani kepincut membudidayakannya. Seorang pembudidaya kakao di Semarang meraup omzet Rp 2 miliar per bulan.

Kakao atau Theobroma cacao L., merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cocok dengan kultur tanah dan iklim di Indonesia. Tanaman ini termasuk golongan tumbuhan tropis.

Tanaman penghasil biji kakao ini berasal dari daerah hutan tropis di Amerika Selatan. Di habitat asalnya, kakao biasa tumbuh di bagian hutan hujan tropis yang terlindung di bawah pohon-pohon besar.

Di Indonesia, kakao banyak tumbuh di daerah Sulawesi, Lampung, dan Flores, Nusa Tenggara Timur. Maklum, di daerah tersebut banyak terdapat lahan tidur yang cocok ditanami kakao.

Apalagi, hasil komoditasnya yang bernilai ekonomi tinggi mendorong minat para petani di sana untuk membudidayakannya. Namun, tidaklah mudah membudidayakan tanaman ini. Persiapan naungan dan lahan merupakan dua hal penting yang perlu diperhatikan. Naungan itu bisa berupa tanaman pelindung, seperti lamtoro, gleresidae, dan albazia. Selebihnya, proses membudidayakan kakao tak terlalu rumit.

Adalah Bagus Soesintho, salah seorang petani yang sukses membudidayakan tanaman kakao. Di bawah bendera usaha PT Marga Okapallo di Semarang, Jawa Tengah, dia membudidayakan kakao di sejumlah daerah, seperti di Flores, NTT.

Selain memiliki lahan budidaya sendiri, dia juga menerapkan pola inti plasma untuk bekerjasama dengan masyarakat sekitar. Bentuknya adalah kelompok mitra.

Dalam kemitraan tersebut, Bagus menyediakan modal, mulai dari bibit, pupuk hingga penyuluhan kepada masyarakat. Saat ini, petani kakao yang menjadi mitra binaannya tersebar di tiga kabupaten di Flores.

Karena bentuknya inti plasma, maka hasil panen kakao petani dipasok ke Marga Okapallo. "Budidaya kakao bisa menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat setempat," ujar Bagus.

Dalam budidaya kakao, imbuhnya, maksimal lahan yang bisa ditanamani pohon sekitar 70% dari total luas lahan. Jarak tanamnya sekitar 1,1 meter.

Dalam sepekan, Bagus bisa memanen sekitar 150 ton buah kakao, baik hasil panen dari kebun sendiri maupun dari mitra binaannya. Bagus membeli kakao dari mitranya dengan harga US$ 1,8-US$ 2,1 per kilogram (kg).

Selanjutnya dia akan memasarkan kembali buah kakao itu. Setiap pekan, dia menjual sedikitnya 125 ton buah kakao. Dengan harga jual Rp 20.000 per kg, dia meraih omzet hingga Rp 2, 5 miliar. "Uang itu diputar lagi untuk biaya penanaman kakao," ujarnya.

Bagus bilang, sebagian besar pembeli kakao adalah pedagang yang menjual kembali biji kakao dalam kemasan. Salah satunya Gafar, penyalur biji kakao di Kendari, Sulawesi Tenggara. "Pelanggan saya berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya," ujar Gafar.
Permintaan biji kakao terus hidup sepanjang tahun. Menjelang bulan puasa, produk olahannya pun laris manis di pasaran. Tak heran, banyak pemodal yang tertarik melakoni usaha produk olahan kakao ini. Peningkatan penjualan selama Ramadan mencapai 100% dengan omzet ratusan juta rupiah.

Kita patut mensyukuri tinggal di negara yang berada di kawasan beriklim tropis. Iklim ini membuat Indonesia kaya akan hasil hutan dan komoditas perkebunan. Tanaman kakao adalah salah satu komoditas perkebunan yang memiliki prospek menjanjikan tersebut.

Mulai dari pembudidayaan hingga pengembangan produk olahan, tanaman buah yang tersebar di berbagai daerah ini bisa menjadi komoditas bisnis yang menguntungkan. Pasalnya, kakao bisa diolah menjadi berbagai produk olahan cokelat.

Tanaman yang berasal dari Amerika Selatan ini memiliki bentuk daun panjang membulat dengan ujung meruncing. Warna buah merah kecoklatan hingga merah jingga. Banyak orang percaya kakao dan produk olahan cokelat memiliki banyak khasiat.

Kandungan antioksidan yang terkandung dalam kakao bisa menangkal radikal bebas. Selain itu, kakao mampu membuat tubuh jadi rileks, mengurangi penyakit sulit tidur, dan membangkitkan semangat.

Berbagai khasiat ini membuat permintaan kakao terus mengalir, baik dalam bentuk bahan baku ataupun sudah berbentuk produk olahan cokelat.
Banyak pemodal yang tertarik terjun ke bisnis olahan kakao. Salah satunya adalah PT Bestindo Harmony Entplus. Perusahaan yang baru berjalan empat bulan ini memproduksi berbagai produk kesehatan. Di antaranya, produk cokelat bubuk dari tanaman kakao, yang diberi merek Expresso Harmony Chocolate.

Jaswadi, Manajer Pemasaran PT Bestindo Harmony Entplus, mengatakan, perusahaannya telah meluncurkan lima produk ke pasaran. Dan, produk olahan kakao mencapai sekitar 70% dari total penjualannya. "Peminat minuman cokelat cukup tinggi," ujarnya.

Menjelang bulan Ramadan, tepatnya sejak awal Agustus lalu, permintaan produk cokelat bubuk meningkat hingga 100%. Pada bulan biasa, penjualan Expresso Harmony sekitar 750 paket. Sedangkan menjelang Lebaran seperti sekarang, penjualannya mencapai 1.500 paket.

Bestindo menjual satu paket Expresso Harmony dengan harga Rp 360.000. Paket ini terdiri dari lima dus berisi masing-masing 15 sachet. Jika perusahaan ini menjual 1.500 paket, maka omzet penjualan produk kakao olahan ini Rp 540 juta.

Walaupun di dalam negeri produksi kakao melimpah, Bestindo masih mendatangkan bahan baku kakao dari Malaysia. Persoalan harga menjadi alasan Jaswadi membeli kakao jiran itu.

Bagus Soesintho, pembudidaya kakao yang berada di bawah bendera usaha PT Marga Okapallo di Semarang, menyebut produknya kerap diekspor ke berbagai negara. "Padahal saya kewalahan memenuhi permintaan dari dalam negeri," ujarnya.

artikel-bisnis PLASTIK RAMAH LINGKUNGAN DARI MINYAK SAWIT
Diposting oleh : d4nu    - Dibaca: 621 kali


Selama ini plastik dihasilkan dari bahan baku petrokimia yang tidak ramah lingkungan, padahal ternyata bahan alami (renewable) pun dapat diproses menjadi bahan baku pembuatan plastik.
Hidrolisat minyak sawit dapat dimanfaatkan sebagai sumber karbon dalam proses fermentasi untuk menghasilkan bioplastik PHA (Polyhydroxy Alkanoat) menggunakan Ralstonia Euthropa. Dengan komposisi yang tepat dapat dihasilkan bahan bioplastik yang handal.
Poliester yang dihasilkan dapat divariasikan kekuatan dan kekerasannya untuk berbagai pengggunaan serta resisten terhadap kelembaban, disamping dapat didegradasi secara biologis (biodegradable).
Sejumlah keunggulan yang dimiliki produk ini yakni:

  • Kekuatan dan kekerasannya dapat divariasikan sesuai kebutuhan
  • Resisten terhadap kelembaban
  • Dapat didegradasi secara biologis
  • Biaya bahan baku relatif jauh lebih murah
Plastik hasil temuan Dr. Ir. Khaswar Syamsu, M. Sc. dari IPB ini diharapkan bisa menjadi solusi alternatif bagi kecemasan umat manusia dalam menghadapi bencana lingkungan akibat sulit terurainya plastik dari minyak bumi. (BIC)