Jumat, 24 Mei 2013

MEMPERKENAL KAN INTERNET KEPADA MASYARAKAT

memperkenalkan internet kepada masyarakat desa

internet merupakan alat teknologi yang canggih yang dapat di manfaat kan untuk mencari sumber informasi bagi petani..
Sebuah telecenter didirikan di sebuah desa. Awalnya para petani yang buta teknologi informasi dan komunikasi hanya bingung dan tidak mengerti manfaat telecenter secara langsung untuk kehidupan mereka Bagaimana para infomobilizer dari telecenter ini berupaya membangkitkan minat dan partisipasi masyarakat untuk mengoptimalkan layanan telecenter ini? Berhasilkah mereka? Internet? Apa sih itu?
Ya, seperti itulah pertanyaan yang terus berkecamuk di benak Nur Chadziq (39) yang sehari-hari bekerja sebagai petani di Dusun Pabelan III, Desa Pabelan, Muntilan, Magelang saat tersiar kabar bahwa di desanya akan “didirikan” internet. Layaknya warga desa yang lain, Chadziq pun sama sekali tidak paham tentang internet. Bahkan saat petugas Telecenter e-Pabelan menunjukkan komputer di balai desa, mereka masih bertanya-tanya, lha internetnya mana? Sebab, dalam benak mereka internet itu sebuah benda lain yang bukan merupakan bagian komputer.
Chadziq dan warga Desa Pabelan yang kebetulan mendapat “berkah” telecenter dari proyek Pe-PP (Partnership for e-Prosperity for the Poor) Bappenas-UNDP (United Nations Development Programme), terus saja bertanya, apa sebenarnya manfaat langsung dari internet itu. Butuh waktu yang tidak singkat memang untuk memperkenalkan teknologi yang tergolong sangat asing bagi mereka. Apalagi untuk mengoperasikannya pun diperlukan keahlian khusus yang tentu saja cukup menyulitkan bagi orang-orang seperti Chadziq. Suhardi, seorang infomobilizer yang ditunjuk Bappenas sebagai fasilitator di Telecenter e-Pabelan membutuhkan waktu hampir empat bulan untuk meyakinkan warga desa yang mayoritas berprofesi sebagai petani sawah itu bahwa internet akan dapat meningkatkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik. Hingga akhirnya ia berhasil mengajak para petani itu mengakses internet untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari “dunia luar”.
Awalnya masyarakat Pabelan sulit membayangkan bahwa sesuatu yang bersifat “maya” alias tidak kasat mata itu bisa membebaskan mereka dari kemiskinan. Bahkan saat telecenter sudah mulai beroperasi mereka masih enggan mendatangi balai informasi berbasis internet tersebut. “Saya pikir balai itu hanya dikhususkan bagi pelajar dan orang-orang yang terpelajar. Jangankan internet, seumur-umur megang computer aja belum pernah. Pertama kali mau megang komputer takut sekali, Mbak, takut meledak atau jangan-jangan nanti malah rusak,” kenang Chadziq sambil tertawa.
Suhardi yang bertugas sejak 1 Juni 2005 harus bekerja keras menyusun program pembelajaran bagi para petani yang benar-benar buta internet. “Telecenter yang difungsikan sebagai balai informasi berbasis internet itu sudah ada, tinggal bagaimana masyarakat miskin di pedesaan itu mau dan mampu mengimplementasikannya,” terang Hardi.
Hal pertama yang dilakukan Hardi membentuk Kelompok Belajar Mandiri Desa (KBMD) di 10 dusun di wilayah Pabelan. Kelompok yang rata-rata terdiri atas 10 hingga 18 orang itu terfokuskan pada kegiatan belajar computer dan penelitian oleh petani (POP). Penelitian itu maksudnya agar para petani belajar tentang berbagai macam permasalahan pertanian dengan cara meneliti kasus-kasus yang seharihari mereka temui secara langsung. “Kita memulai dari hal-hal kecil yang memang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari, karena mayoritas dari mereka berprofesi sebagai petani maka saya juga mencoba mendekatkan mereka dengan permasalahan yang sering mereka hadapi,” jelasnya.
Misalnya, satu kelompok mencoba menanam semangka dengan tiga cara agar mendapatkan hasil tanam yang maksimal. Kelompok yang telah dibagi menjadi tiga kelompok kecil itu akan memperlakukan tanaman mereka secara berbeda dalam hal pengolahan tanah, pemupukan, dan perlakuan bibit tanaman. Dari masing-masing kelompok kecil itu akan diketahui mana yang hasil panennya paling maksimal, baik dari segi kualitas buah maupun jumlahnya. Sepuluh persen hasil POP itu nantinya akan dimanfaatkan sebagai dana abadi untuk simpan-pinjam dan pengelolaan telecenter.
“Untuk mendapatkan hasil yang maksimal kami harus tahu akar permasalahan tanaman itu apa, kalau pohon semangka ini terserang penyakit obatnya apa saja. Agar kami tahu maka kami mencoba mencarinya dengan cara browsing di internet. Soalnya kalau langsung tanya ke took pertanian seringnya dibohongi, Mbak, namanya juga orang jualan kan. Sedangkan kalau cari di internet ada banyak alternatif dan kita sendiri yang akan memilih untuk menentukan kira-kira mana yang paling cocok dengan kondisi tanaman itu,” kata Daryanto (54).
Sekarang, setelah mereka tahu tentang internet dan merasakan manfaatnya, para petani itu menjadi rajin datang ke telecenter. “Sebenarnya untuk kegiatan kelompok belajar ke TC (telecenter-red) sudah dijadwalkan setiap 10 hari sekali selama satu jam bagi masing-masing kelompok. Akan tetapi karena semua jadwal itu berlangsung malam hari dan mungkin mereka merasa masih kurang panjang waktunya, mereka sering datang ke TC di luar jadwal kelompok,” ujar Hardi. Saat ini sebagian besar dari KBMD itu telah menunjukkan hasil yang cukup signifikan. Secara finansial, POP yang mereka lakukan telah membuahkan keuntungan berupa tambahan penghasilan bagi para petani itu.
Selain kelompok tani semangka, cabai, dan padi ada juga KBMD yang beranggotakan khusus ibuibu yang mengupayakan tanaman hias dan sayursayuran untuk POP-nya. “Kami memilih anggrek, adenium, eurphobia, dan tanaman hias yang lain karena perawatannya tidak membutuhkan waktu banyak. Apalagi kalau tanaman hias kan tidak tergantung musim,” tutur Titik Asianti, Ketua KBMD Mawaddah di Dusun Blangkunan Utara, Pabelan. POP tanaman hias itu berlokasi di halaman rumah Uswatun dan menempati lahan seluas 3×6 meter persegi. Saat ini warga Pabelan itu tengah mengupayakan manfaat lebih dari internet, selain sekadar mencari informasi dan sarana komunikasi melalui fasilitas e-mail dan chatting. “Saya pernah iseng-iseng mencoba memasang iklan produk krupuk saya di internet, tapi saya malah bingung sendiri jadinya,” ungkap Muhamad Suyudi (35) dari KBMD Pabelan III.Kebingungan Suyudi tentu saja cukup beralasan. Pasalnya, setelah ia beriklan di internet, dirinya mendapat order pemesanan krupuk yang jauh melebihi kemampuannya. Usaha krupuknya hanyalah produk usaha rumah tangga yang dikelola bersama istri dan anakanaknya dengan modal dan “oplah” yang tidak banyak. Namun adanya respon dari orang luaryang sempat membaca iklannya itu membuat Suyudi dan teman-temannya yakin bahwa internet memang bisa memberi manfaat lebih bagi mereka. Sekarang bahkan ada warga lain yang mempunyai usaha kerajinan sapu ijuk ikut-ikutan mencoba peruntungannya dengan beriklan di internet.
Suhardi boleh berbangga memang, masyarakat desa yang difasilitasinya sekarang ini sudah bisa memanfaatkan sarana teknologi-informasi guna menaikkan taraf hidup dan membebaskan mereka dari kemiskinan. “Sekarang mereka bahkan aktif memromosikan keberadaan telecenter dan internet kepada warga di desa atau wilayah lain, supaya tidak hanya petani Pabelan saja yang melek internet tapi petanipetani yang lain juga bisa memanfaatkan internet,” kata pria yang berasal dari Pacitan ini.
Sebab, lain halnya yang dialami Suti’ah, infomobilizer di Telecenter Semeru di Jalan Raya Pagoan, Kertosari, Kecamatan Pasrujambe, Lumajang. Menurutnya, meski telah hampir setahun lebih telecenter didirikan di sana, minat warga Pasrujambe—terutama petani— untuk berkunjung dan memanfaatkan internet di telecenter masih rendah. “Mungkin karena letak Telecenter Semeru ini di atas bukit, jadi orang-orang malas untuk ke sini. Hanya kalangan pelajar yang menempati persentase pengunjung tertinggi,” keluhnya.
“Saya melihat keberadaan telecenter itu sebagai media yang masih jauh dari kehidupan masyarakat di desa, terbukti dari tingkat kunjungan masyarakat ke telecenter meskipun sudah kita sosialisasikan. Kita sudah berupaya mendekatkan kebutuhan warga yang mungkin bisa terjawab dengan adanya telecenter. Kalau menurut saya, persoalannya terletak pada kultur atau kebiasaan mereka yang merasa telah nyaman dengan kondisi yang ada saat ini, mereka masih enggan berubah,” imbuhnya.
Namun Suti’ah tak kehilangan akal. Ia pun mencoba menginisiasi bentuk teknologi komunikasi lain yang sekiranya bisa disinergikan dengan keberadaan telecenter. Radio komunitas pun dipilih sebagai “jembatan”.
“Setelah melakukan kajian ekologi komunikasi pada warga Pasrujambe. Ternyata dari sisi sejarah, dari waktu ke waktu itu masyarakat memang lebih banyak menggunakan media lokal untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari mulai lisan, getok tular, kentongan, kumpulan warga, dan yang paling canggih ya telepon dan televisi. Meski begitu ternyata persentase kepemilikan radio di kalangan warga juga cukup signifikan. Nah dari situ kita gagas radio komunitas ini mungkin bisa menjadi jembatan antara warga dengan telecenter, yang harusnya menjadi media informasi komunikasi masyarakat. Sementara fungsi telecenter kita alihkan dengan keberadaan radio,” ungkapnya. Begitulah, adanya radio komunitas yang beroperasi sejak Agustus 2006 lalu itu menjadi alat ampuh untuk menarik minat warga 
Pada zaman yang serba maju dan serba online ini masyarakat dituntut mengenal internet. Untuk mengenal layanan ini tidak hanya orang kota, masyarakat desa pun harus memahaminya. Karena, layanan ini bisa membuat masyarakat lebih maju dan menambah pengetahuan. Misalnya, petani bisa menambah ilmu pertanian dan internet.ang ke telecenter. “Awalnya mereka hanya datang untuk beratensi di radio tapi lama-kelamaan mulai coba-coba mengakses internet, lumayan kan!” ujarnya. Pada zaman yang serba maju dan serba online ini masyarakat dituntut mengenal internet. Untuk mengenal layanan ini tidak hanya orang kota, masyarakat desa pun harus memahaminya. Karena, layanan ini bisa membuat masyarakat lebih maju dan menambah pengetahuan. Misalnya, petani bisa menambah ilmu pertanian dan internet.

Kepala Cabang PT Jogja Digital (pemegang / tender mibil internet ). Bojonegoro, Singgih mengatakan, masyarakat pedesaan juga harus maju dan tidak boleh ketinggalan zaman, apalagi gagap teknologi. Karena itu, Pemerintah, dalam hal ini Kementrian Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan swasta memperkenalkan internet kepada masyarakat. “untuk mengakses internet mudah dan murah kepada masyarakat,” ungkapnya.
Untuk memperkenalkan internet kepada masyarakat, Pemerintah menyediakan mobil yang dilengkapi peralatan untuk akses internet. Mobil ini disebut MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan). “MPLIK akan jadi solusi masyarakat. Khususnya pedesaan yang tidak bisa mendapatkan fasilitas internet. Terutama pelajar dan pelaku usaka pertanian dan perdagangan, ” tuturnya.
MPLIK dilengkapi dua petugas. Satu unit mobil sedikitnya mengcover empat wilayah disatu kecamatan yang secara reguler dilokasi yang ditentukan. MPLIK dilengkapi enam unit notebook yang digunakan sebagai akses internet dan bisa dipakai siapa saja diwilayah itu.
Mibil ini juga bisa dioptimalkan sebagai loket PPOB (Payment Point Online Bank). Loket ini bisa digunakan untuk membayar listrik dan telepon. “jadi masyarakat tidak usah repot bayar listrik jauh-jauh, ” ujar Singgih.
Mobil ini, kata Singgih, menyediaka perangkat komunikasi kualitas tinggi dan mutakhir. Yakni, koneksi jaringan reliable dengan modem EVDO dan satelit (VSAT). Bojonegoro mendapat 5 unit mobil internet yang siap melayani masyarakat kota ledre ini.
Djumari, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Bojonegoro mengatakan, MPLIK merupakan apresiasi pemkab kepada masyarakat dibidang IT (Teknologi informasi). Agar masyarakat lebih melek teknologi dan lebih maju. Selain itu, mampu melayani kebutuha masyarakat  akan IT sampai kepelosok desa terutama pada generasi muda.

Sarana produksi pertanian yang kita kenal selama ini adalah lahan, modal, tenaga kerja dan teknologi. Satu sarana produksi yang sering dilupakan adalah informasi. Informasi sangat menentukan keberhasilan usaha petani misalnya apakah usahanya akan berhasil atau tidak, menguntungkan atau tidak dan sebagainya. Informasi berapa kebutuhan dan ketersediaan pasar terhadap komoditas tertentu akan menentukan berapa jumlah komoditas tersebut harus diperoduksi oleh petani agar usaha tersebut dapat menguntungkan.
Kemajuan teknologi dewasa ini membawa kita kepada dunia global termasuk dibidang informasi. Globalisasi informasi dewasa ini tidak lagi hanya diartikan sebagai arus komunikasi massa dalam arti sekedar penyebarluasan siaran televisi dan hiburan saja, namun sudah mencakup perluasan arus informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang mendorong perluasan cakrawala informasi dan wawasan manusia.
 Dalam arti yang lebih luas globalisasi ini merupakan suatu transformasi sosial budaya dengan lingkup global. Dalam kaitan dengan globalisasi ini maka kata Internet menjadi suatu fenomena baru yang sering menjadi topik pembicaraan di akhir abad ke 20 ini. Dengan internet, dunia saat ini seakan menjadi begitu kecil. Hanya dalam hitungan detik kita dapat menerima pesan yang dikirim orang dari jarak ribuan kilometer dan demikian pula sebaliknya. Kehadiran teknologi ini tentunya tidak bisa dibendung. Suka tidak suka, siap tidak siap, kita harus menghadapinya. Disamping menawarkan jasa informasi, teknologi ini mampu menawarkan lapangan pekerjaan bagi orang yang menekuninya. Untuk bisa terlibat atau menjadi anggota masyarakat global tersebut tidak ada jalan lain kita harus mempelajarinya disamping mempersiapkan kepribadian dan mental. Hal ini penting karena selain internet banyak menawarkan manfaat namun juga membawa hal-hal yang negatif seperti pornografi, informasi yang menyesatkan dan lain-lain.
E-mail dan Web adalah aplikasi yang paling banyak dipakai di internet. E-mail dimanfaatkan untuk berkirim surat secara elektronik dengan cara mengetik surat dikomputer yang kemudian dikirim kepada mitra kita yang juga terhubung ke internet. Sedangkan Web adalah aplikasi yang menyerupai sebuah pasar swalayan yang sangat besar dimana didalamnya ditawarkan segala macam informasi baik yang dapat diambil secara gratis maupun harus dibeli.
Kemudian apakah internet ini juga akan menyentuh dunia pertanian Indonesia? Seharusnya ya. Karena kalau tidak maka dunia pertanian kita akan ketinggalan. Pertanian yang selama ini berkembang secara tradisional seharusnya segera berubah seiring dengan perkembangan jaman menjadi pertanian yang berkebudayaan industri. Dengan pertanian berkebudayaan industri maka kedudukan informasi menjadi penting, sehingga pertanian kita bisa dijalankan dengan analisis pasar yang benar. Membanjirnya komoditas yang ditanam oleh para petani tidak akan terjadi lagi seperti masa lalu. Demikian juga terjadinya fluktuasi harga komoditas pertanian tidak akan terjadi lagi bila pertanian dijalankan dengan analisis pasar yang benar.

A.    Fungsi Internet
Internet adalah sebuah teknologi yang penting dan dibutuhkan untuk mengakses segala informasi berharga dari berbagai belahan dunia. Saat ini, internet dipandang sebagai jaringan komputer terbesar di dunia. Internet dapat diartikan sebagai kumpulan dari jaringan-jaringan komputer, baik skala besar maupun kecil, yang dihubungkan oleh jaringan komunikasi dan meliputi seluruh dunia. Jadi secara singkat, internet adalah : “Hubungan antar komputer dan jaringan komputer yang saling berjauhan untuk berbagi data dan informasi satu sama lainnya.”
Terdapat banyak manfaat yang bisa didapatkan dari internet, dan oleh karena itu dianjurkan bagi setiap orang untuk berlatih menggunakan internet dengan efisien dan efektif. Segala dampak negatif internet dapat diatasi dengan berbagai cara, dan untuk itu kita juga perlu belajar bagaimana cara terbaik mengantisipasinya.
B.     TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM BIDANG PERTANIAN
Dalam era globalisasi yang semakin menguat, penguasaan terhadap Teknologi Komunikasi dan Informasi merupakan keharusan yang tak lagi bisa ditawar. Teknologi diyakini sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya.
Teknologi Informasi Komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Teknologi informasi mempunyai tiga peranan pokok:
  1. Instrumen dalam mengoptimalkan proses pembangunan, yaitu dengan memberikan dukungan terhadap manajemen dan pelayanan kepada masyarakat.
  2. Produk dan jasa teknologi informasi merupakan komoditas yang mampu memberikan peningkatan pendapatan baik bagi perorangan, dunia usaha dan bahkan negara dalam bentuk devisa hasil eksport jasa dan produk industry telematika.
  3. Teknologi informasi bisa menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa, melalui pengembangan sistem informasi yang menghubungkan semua institusi dan area seluruh wilayah nusantara.
Kesadaran pentingnya Teknologi Komunikasi dan Informasi yang biasanya disebut ICT (Information and Communication Technologi), bukan hanya monopoli kalangan pengusaha besar saja tetapi juga bertumbuh di kalangan pengusaha kecil dan kekuatan-kekuatan masyarakat lain, seperti Koperasi, Kelompok Tani, dan Masyarakat biasa. ICT diyakini berperan penting dalam pengembangan bisnis, kelembagaan organisasi, dan juga mampu mendorong percepatan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat.
Teknologi juga memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian. Teknologi dimafaatkan dalam tiga cabang utama pertanian yaitu penanaman, peternakan, dan perikanan.Salah satu contoh Teknologi Informasi Komunikasi yaitu internet. Internet menyajikan dunia secara tanpa batas. Lewat sarana inilah diharapkan dapat digunakan untuk mencari segala informasi yang dibutuhkan dan dapat pula digunakan oleh masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui korespondensi dengan orang lain atau perusahaan di berbagai penjuru dunia baik Informasi terkini maupun informasi terlama bisa didapat dan dikirimkan dengan cepat. Selama ini masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa disebabkan kurangnya informasi yang baru dan tepat. Informasi dari internet berfungsi sebagai langkah awal untuk menyelesaikan masalah yang kemudian ditindaklanjuti dengan kegiatan yang lain.
Internet memberi informasi kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk, irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan para petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi.
Internet juga bermanfaat untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih teratur dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan informasi khusus yang tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Pengenalan internet bisa dimulai dari para pemuka masyarakatnya. Para pemimpin tersebut perlu diyakinkan akan efektivitas internet dalam membidik sasaran-sasaran pembangunan yang ditetapkan. Dengan demikian manfaat internet dapat cepat disebarluaskan kepada masyarakat banyak melalui para pemuka masyarakat tersebut. Struktur masyarakat perdesaan tersusun dalam kelompok-kelompok, baik itu kelompok usaha, kesenian, ataupun kelompok social lainnya, yang masing-masing mempunyai pemimpinnya. Para pemuka masyarakat dapat diberdayakan untuk menunjukkan manfaat internet bagi setiap kelompoknya. Pemberdayaan tersebut dapat dilakukan melalui kampanye lokal, pelatihan-pelatihan dan proyek percontohan.
Dengan lancarnya arus informasi, keterlambatan dan miskomunikasi mengenai penanaman, pemupukan, penyemprotan, pemanenan, pengeringan, dan penjualan hampir tidak terjadi lagi. Koperasi dapat mengetahui kebutuhan mingguan para petani secara akurat dan menjadwalkannya dengan baik, musim panen dapat dirotasi, harga lebih stabil, sementara koperasi dapat menjadi pengumpul dan pemasar hasil produksi langsung kepada konsumen akhir. Peran tengkulak dan pengijon secara bertahap dieliminasi.Harapannya TIK ini dapat digunakan oleh sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di dunia agar produktivitas padi mereka meningkat, dan dijadikan sebagai alat pengembangan pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.
C.     Penggunaan komputer untuk pertanian
Keberadaan konsumen selalu penting bagi produsen, untuk memahami konsumen dan bagaimana cara terbaik untuk pasar mereka dengan kemajuan teknologi yang signifikan selama dua dekade, kini pemasar dihadapkan dengan lebih banyak alternatif dan memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi, namun apa yang diharapkan ternyata lebih sulit. Industri pertanian (sektor yang penting di seluruh dunia) memiliki pengecualian. Di Amerika Serikat ada sekitar 2,1 juta peternakan dengan nilai produksi melebihi $217 miliar dan biaya produksi melebihi $190 miliar. Pertanian memiliki peran yang lebih menonjol. Meskipun sering disebut sebagai petani, maka produsen pertanian adalah penjual dan sekaligus pembeli, dan penting untuk setiap bisnis yaitu tentang target pasar yang besar untuk memahami bagaimana keputusan pembelian yang dibuat dan apa yang diharapkan dari adanya komunikasi pemasaran. Pertanian merupakan salah satu budaya industri tertua dan selalu berhadapan dengan banyak perubahan.
Perhatian utama bagi produsen pertanian selama sepuluh tahun terakhir di Amerika Serikat telah mengalami penurunan besar terkait harga komoditas karena pengaruh global dan adanya Reformasi Undang-Undang Federal (FAIR), yang pada tahun 1996. FAIR dimaksudkan sebagai kontrol produksi dengan membatasi jenis dan jumlah produk yang dihasilkan. Idenya adalah jika produksi pertanian melimpah akan menurunkan harga, dan pelanggan akan membeli, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan permintaan. Dalam kenyataannya, produk pertanian seperti makanan seringkali terjadi penurunan harga, namun tetap tidak merangsang permintaan. Sementara itu untuk produk pertanian plummeted, biaya operasional terus meningkat.
Keadaan ini membawa efek kombinasi, bahkan jumlah produsen pertanian di Amerika Serikat menurun dari 6,8 juta (1935) menjadi 2,1 juta (2004). Industri pertanian sebagai produsen telah dipaksa untuk menyerap lebih banyak tagihan yang belum dibayarkan dengan profitabilitas memburuk. Penurunan profit margin dan meningkatnya jumlah kegagalan ternak dan menyebabkan pesimisme.
Kini strategi efisiensi lebih menjanjikan yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor dan peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system (GPS), citra satelit dan bioteknologi. Yang menarik dalam kajian ini adalah penggunaan internet dan peranan dalam pemasaran pada industri pertanian.
D.    PERANAN INTERNET BAGI BUDAYA INDUSTRI PERTANIAN
A.    Sumber Informasi
Internet adalah sumber informasi praktis yang formal dan informal. Informasi dapat diakses setiap saat setiap hari. Sejumlah situs pertanian, seperti DirectAg.com menyediakan prakiraan cuaca, harga tanaman, jasa keuangan dan industri, serta berita umum lainnya. Internet juga berfungsi sebagai sumber informasi informal, membawa produser yang memiliki memiliki minat sama meskipun terpisah secara geografis. Melalui ruang chatting dan email, produsen pertanian dapat membicarakan produktivitas kontrol hama atau masalah lainnya dengan para ahli di lapangan. Internet memungkinkan untuk interaksi sosial di antara produsen yang relatif terpencil dari satu sama lain.
B. Model Data Produktivitas
Sementara internet sebagai sumber informasi umum, situs web yang lebih bersifat interaktif dan memungkinkan produsen untuk input dan menyimpan informasi lapangan. Informasi ini dapat dikombinasikan dengan cuaca dan pasar dalam memanfaatkan data secara canggih untuk menentukan model seperti kontrol hama atau strategi pupuk. VantagePoint dan mPower3, adalah dua dari situs web yang dirancang untuk membantu produsen meningkatkan produktivitas lading
B.     Pembelian Supplies
Internet adalah sumber yang berharga untuk membeli perlengkapan. Misalnya simpanan hingga 30% dapat dicapai oleh pemotongan harga dari supplier dan distributor untuk produk-produk seperti bibit, pupuk, dan perlindungan tanaman bahan kimia. Produsen kecil dan independen yang tidak cukup memenuhi syarat volume ke dealer, secara bersama potongan harga pada masing-masing dapat digabungkan untuk membeli kebutuhan dengan produsen lainnya sehingga mendapatkan harga yang lebih baik.
C.    Penjualan Produk
Pertani tradisional dalam menjual produk ke pasar, kadang-kadang harus menempuh perjalanan hingga ratusan kilometer dalam upaya untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Ini sangat mahal dan memakan waktu. Sebaliknya, Internet membuka pasar global sampai ke konsumen, bahkan di daerah terpencil. Produsen memiliki akses harga produk yang lebih baik dan konsumen mendapat harga terjangkau. Selain itu dapat menjaga sapi, kambing, ayam, babi dan ternak lainnya dari infeksi hingga ke tempat pelelangan.
E.     PENGGUNAAN INTERNET OLEH PETANI
Koneksi internet menyediakan berbagai fungsi dan manfaat kepada produsen pertanian. Namun, menurut laporan oleh National Agricultural Statistics Service Amerika Serikat, hanya sekitar setengah dari produsen pertanian memiliki akses internet. Sementara laporan statistik penggunaan internet berbeda-beda, dengan beberapa studi melaporkan penggunaan biaya operasional rendah, dan laporan lain lebih tinggi. Sekitar 8 persen dari produsen pertanian melakukan transaksi e-commerce (USDA-NASS Farm Komputer Penggunaan dan Kepemilikan 2003), di sisi lain para produsen yang membeli atau menjual on-line cenderung lebih besar.
 Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Internet dan tujuan yang digunakan mungkin berbeda-beda menurut jenis operasionalnya. Misalnya, peternak akan lebih cenderung untuk membeli produk pertanian yang lebih bersih daripada kedelai growers. Dari produsen melakukan transaksi e-commerce, lebih dari 40 persen laporan pada pembelian tanaman, 33 persen membeli ternak dan 25 persen menjual ternak melalui Internet.


F.      KETERBATASAN DAN KENDALA PENGGUNAAN INTERNET DALAM PERTANIAN.
Dengan banyak keuntungan penggunaan internet dalam industri pertanian, sangat mengejutkan bahwa ternyata banyak produsen pertanian tidak memanfaatkan perangkat ini untuk menjalankan bisnis mereka menjadi lebih baik.
 Apa yang mendorong keengganan dari beberapa produsen pertanian untuk memanfaatkan internet, yaitu :
-          “ Keterbatasan fisik (infrastruktur dan permodalan) dan non-fisik (SDM) maupun kurangnya minat teknologi pada umumnya. Petani yang bergantung pada metode produksi tradisional berserta peralatannya (petani di Jawa lebih suka membeli sapi dibandingkan membeli traktor). Para produsen tidak menggunakan Internet untuk alasan bahwa di ladang tidak ada komputer.
-          Penelitian di Amerika serikat menunjukkan bahwa hampir 60 persen dari petani menggunakan komputer, hanya 48-50 persen menggunakan Internet, dan hanya 8 persen membuat transaksi e-commerce.
-          Produsen yang menggunakan komputer namun tidak dapat terhubung ke internet karena memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk mendapatkan akses di daerah pedesaan. Saluran telepon di daerah pedesaan yang ”out of service” atau nirkabel dengan biaya ribuan dolar, sungguh akses yang tidak mudah di beberapa daerah.
 Faktor lain mungkin enggan untuk menggunakan Internet karena keamanan dan privasi. Websites seperti VantagePoint dan mPower3 membolehkan produsen produksi peternakan untuk menyimpan data agregat peternakan, walaupun tetap rahasia, petani mungkin khawatir bahwa secara teknis dapat diidentifikasi. Demikian juga, selalu ada kekhawatiran tentang data keuangan dan nomor kartu kredit yang ditransfer melalui internet. Terakhir, bahwa sistem distribusi tradisional dalam budaya industri pertanian sangat berakar pada layanan pribadi dan interaksi ”face to face.”antara produsen dan bayer.
G.    PEMAMFAATAN TEKNOLOGI INTERNET DALAM BUDAYA INDUSTRI PERTANIAN
 Keberadaan konsumen selalu penting bagi produsen, untuk memahami konsumen dan bagaimana cara terbaik untuk pasar mereka dengan kemajuan teknologi yang signifikan selama dua dekade, kini pemasar dihadapkan dengan lebih banyak alternatif dan memahami bagaimana menyusun kebijakan promosi, namun apa yang diharapkan ternyata lebih sulit. Industri pertanian (sektor yang penting di seluruh dunia) memiliki pengecualian. Di Amerika Serikat ada sekitar 2,1 juta peternakan dengan nilai produksi melebihi $217 miliar dan biaya produksi melebihi $190 miliar. Pertanian memiliki peran yang lebih menonjol. Meskipun sering disebut sebagai petani, maka produsen pertanian adalah penjual dan sekaligus pembeli, dan penting untuk setiap bisnis yaitu tentang target pasar yang besar untuk memahami bagaimana keputusan pembelian yang dibuat dan apa yang diharapkan dari adanya komunikasi pemasaran. Pertanian merupakan salah satu budaya industri tertua dan selalu berhadapan dengan banyak perubahan.
Perhatian utama bagi produsen pertanian selama sepuluh tahun terakhir di Amerika Serikat telah mengalami penurunan besar terkait harga komoditas karena pengaruh global dan adanya Reformasi Undang-Undang Federal (FAIR), yang pada tahun 1996. FAIR dimaksudkan sebagai kontrol produksi dengan membatasi jenis dan jumlah produk yang dihasilkan. Idenya adalah jika produksi pertanian melimpah akan menurunkan harga, dan pelanggan akan membeli, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan permintaan. Dalam kenyataannya, produk pertanian seperti makanan seringkali terjadi penurunan harga, namun tetap tidak merangsang permintaan. Sementara itu untuk produk pertanian plummeted, biaya operasional terus meningkat.
Keadaan ini membawa efek kombinasi, bahkan jumlah produsen pertanian di Amerika Serikat menurun dari 6,8 juta (1935) menjadi 2,1 juta (2004). Industri pertanian sebagai produsen telah dipaksa untuk menyerap lebih banyak tagihan yang belum dibayarkan dengan profitabilitas memburuk. Penurunan profit margin dan meningkatnya jumlah kegagalan ternak dan menyebabkan pesimisme.
Kini strategi efisiensi lebih menjanjikan yaitu peningkatan manfaat teknologi, seiring dengan lebih canggihnya traktor dan peralatan, adopsi teknologi peramalan cuaca, global positioning system (GPS), citra satelit dan bioteknologi. Yang menarik dalam kajian ini adalah penggunaan internet dan peranan dalam pemasaran pada 
 SUPAYA MASYARAKAT MENERIMA INTERNET 
 DI ANTARA NYA ADALAH...
  • Membuka wawasan Masyarakat dalam melihat dunia khususnya melalui internet
  • Meningkatkan percepatan layanan bidang masyarakat misalnya pembuatan KTP /KK secara elektronik , pembayaran PLN online dll
  • Melakukan penyuluhan dan pelatihan masyarakat secara interaktif dengan video
Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, mengatakan Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) adalah sebuah kendaraan roda empat jenis truk Elf yang di dalammnya terdapat enam unit Laptop yang sudah terhubungan dengan layanan internet, televisi dan sambungan telepon.
“Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dirancangan agar masyarakat di daerah bisa menikmati akses internet seperti masyarakat perkotaan,” ujarnya
Ia berharap adanya Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK) meminimalisisr kesenjangan informasi antara masyarakat di daerah dengan perkotaan.
Menkominfo minta agar masyarakat bisa menjaga dan merawat Mobile Pusat Layanan Internet Kecamatan (MPLIK).
Menkominfo menjelaskan, Program Nasional M-PLIK dan PLIK  dicanangkan di 5.748 kecamatan di seluruh Indonesia. Salah satu tujuannya adalah terhubungnya ribuan desa di Indonesia dan terciptanya konsep “Desa Pinter”. “Diharapkan  dengan adanya M-PLIK dan PLIK, masyarakat lebih kritis terhadap sistem informasi masa kini melalui teknologi informasi.  Dengan telah tersedianya perangkat komputer yang terhubung melalui akses internet, sejumlah kegiatan bisa dilakukan, diantaranya menciptakan informasi, baik informasi darurat maupun informasi produktif seperti potensi daerah, silaturahmi dengan warga di desa/nagari  yang lain, dan terciptanya fasilitas pembelajaran  TIK” ujar Tifatul.
Dalam operasionalnya M-PLIK di Kabupaten Tanah Datar dilaksanakan oleh Pihak Ketiga yaitu PT.Aplikanusa Lintas Artha.  Menkominfo mengharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar untuk membantu mengawasi dan memonitor pemanfaatan M-PLIK tersebut sehingga tidak disalahgunakan untuk kepentingan kelompok tertentu.
Dengan keberadaan M-PLIK, memungkinkan terselenggaranya layanan informasi dan komunikasi serta akses internet bagi masyarakat di Kecamatan dan di Kabupaten diseluruh pelosok Indonesia, dengan cara mengunjungi kecamatan secara bergantian, sehingga kecamatan yang sebelumnya tidak terjangkau akses internet maka dapat dijangkau dengan adanya sarana tersebut.